Beranda | Artikel
Cara Agar Bahagia Dunia Akhirat - Syaikh Abdus Salam asy-Syuwaiar #NasehatUlama
Jumat, 19 Agustus 2022

Tidak ada kebaikan dan kebahagiaan bagi seorang hamba,
baik secara individu atau kolektif,
kecuali dengan iman kepada Allah,
dan iman kepada Rasul-Nya Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam dengan menaatinya.

“Katakanlah: Jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku, …
niscaya Allah mencintaimu.” (QS. Ali ‘Imran: 31)
Barang siapa yang dicintai oleh Allah, dia adalah orang yang berbahagia di dunia dan akhirat!

Dalam kitab Sahih disebutkan bahwa Nabi Ṣallallāhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah ʿAzza wa Jalla berfirman:
‘Barang siapa yang memerangi wali-Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang terhadapnya, …’”
—Wali adalah bentuk tunggal, dan Auliyāʾ adalah bentuk jamak—
“Barang siapa yang memerangi wali-Ku, maka sungguh Aku telah mengumumkan perang terhadapnya,
Tidak ada sesuatu yang dengannya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku
yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan bagi-Nya.
Hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunah, hingga Aku semakin mencintainya.

Ketika Aku mencintainya, …”—karena dia taat kepada Allah dan Rasul-Nya.
“… Ketika Aku mencintainya, maka Akulah yang menjadi pendengaran yang dengannya dia mendengar,
penglihatannya yang dengannya dia melihat,
tangannya yang dengannya dia menyentuh,
dan kakinya yang dengannya dia melangkah.

Jika ia meminta kepada-Ku, Aku akan berikan untuknya,
dan jika minta perlindungan kepada-Ku, Aku akan melindunginya.”

Kemudian, Allah berfirman, “Tidaklah Aku ragu melakukan sesuatu yang mesti Aku lakukan,
seperti keraguan-Ku untuk mencabut nyawa seorang yang beriman,
di mana dia tidak menyukai kematian dan Aku tidak ingin menyakitinya.” (HR. Bukhari)

Kebahagiaan apa lagi yang lebih agung daripada kebahagiaan orang yang dicintai Allah ʿAzza wa Jalla?
Namun, orang-orang berbeda derajatnya, karena semua mukmin dicintai oleh Allah.

Semakin sempurna dan bertambah imannya seorang hamba,
maka semakin bertambah pula cinta Allah kepadanya.
Jadi, wali-wali Allah adalah orang beriman seluruhnya,
dan derajat kewaliannya akan bertambah dengan bertambahnya ketaatannya, sebagaimana disebutkan dalam hadis:

“Tidak ada sesuatu yang dengannya hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku,
yang lebih Aku cintai daripada apa yang Aku wajibkan bagi-Nya.
Hamba-Ku terus-menerus mendekatkan diri kepada-Ku dengan amalan sunah, …”

Baiklah.

====

لَا صَلَاحَ وَلَا سَعَادَةَ لِلْعَبْدِ

فَرْدًا وَلَا لِلْجَمَاعَةِ مُجْتَمَعًا

إِلَّا بِالْإِيْمَانِ بِاللهِ عَزَّ وَجَلَّ

وَالْإِيمَانِ بِرَسُولِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِطَاعَتِهِ

قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللهَ فَاتَّبِعُونِي

يُحْبِبْكُمُ اللهُ

وَمَنْ أَحَبَّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ فَإِنَّهُ السَّعِيدُ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ

فِي الصَّحِيحِ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ

وَلِيًّا اسْمُ الْفَرْدَةِ وَالْأَوْلِيَاءُ جَمَاعَةٌ

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ آذَنْتُهُ بِالْحَرْبِ

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَىَّ عَبْدِي بِشَىْءٍ

أَحَبَّ إِلَىَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ

وَمَا زَالَ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَىَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ … – وَهُوَ الْمُطِيعُ لِلهِ وَلِرَسُولِهِ

فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ

وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ

وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطُشُ بِهَا

وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا

وَلَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ

وَلَئِنِ اسْتَعَاذَ بِي لَأُعِيذَنَّهُ

قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: وَمَا تَرَدَّدْتُ عَنْ شَىْءٍ أَنَا فَاعِلُهُ

كَتَرَدُّدِي فِي قَبْضِ نَفْسِ عَبْدِي الْمُؤْمِنِ

يَكْرَهُ الْمَوْتَ وَأَنَا أَكْرَهُ مَسَاءَتَهُ

أَيُّ سَعَادَةٍ هِيَ أَعْظَمُ مِنْ هَذِهِ السَّعَادَةِ لِمَنْ أَحَبَّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

وَالنَّاسُ دَرَجَاتٌ فَإِنَّ كُلَّ مُؤْمِنٍ يُحِبُّهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ

وَكُلَّمَا كَمُلَ إِيْمَانُ الْعَبْدِ وَزَادَ

كُلَّمَا زَادَتْ مَحَبَّةُ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ لِذَلِكَ الْعَبْدِ

وَلِذَلِكَ فَإِنَّ أَوْلِيَاءَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ هُمُ الْمُؤْمِنُونَ جَمِيعًا

وَتَزْدَادُ الْوِلَايَةُ بِحَسَبِ ازْدِيَادِ الطَّاعَةِ كَمَا فِي… كَمَا فِي الْحَدِيثِ

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَىْءٍ

أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُ عَلَيْهِ

وَمَا زَالَ عَبْدِي يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ

نَعَمْ


Artikel asli: https://nasehat.net/cara-agar-bahagia-dunia-akhirat-syaikh-abdus-salam-asy-syuwaiar-nasehatulama/